Banyak trader forex berfokus pada berita makroekonomi global dan kebijakan bank sentral, tetapi ada juga yang mengabaikan faktor domestik seperti pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Apakah benar ada hubungan antara IHSG dan Forex? Dan bagaimana cara trader menggunakan informasi ini dalam strategi trading mereka? Mari kita telusuri hal ini lebih lanjut.
IHSG Turun 2,34%
Hari ini, Selasa, 25 Februari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan sebesar 2,34%, ditutup pada level 6.591,43 pada sesi pertama perdagangan. Seluruh sektor saham mencatatkan penurunan, dengan sektor industri dasar memimpin penurunan sebesar 3.68%, diikuti oleh sektor energi yang turun sebesar 2.66% dan sektor industri yang turun sebesar 2.81%. (liputan6.com)

Herditya Wicaksana, seorang analis di PT MNC Sekuritas, menyatakan bahwa koreksi IHSG ini sejalan dengan penurunan yang lebih luas yang terlihat di pasar saham Asia. Selain itu, investor asing melanjutkan aksi jual mereka, dengan penjualan bersih mencapai Rp3,5 triliun pada sesi perdagangan sebelumnya. Penurunan peringkat MSCI Indonesia oleh beberapa perusahaan sekuritas asing juga menambah tekanan pada IHSG. (liputan6.com)
Secara keseluruhan, IHSG telah turun sebesar 5,16% selama sepekan terakhir, dengan investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp7,52 triliun sepanjang tahun 2025. (bloombergtechnoz.com)
Bagaimana IHSG Dapat Mempengaruhi Pasar Forex
1. Aliran Modal Asing dan Dampaknya terhadap Rupiah (IDR)
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) sering kali menjadi indikator sentimen investor terhadap perekonomian Indonesia. Jika IHSG naik, investor asing cenderung masuk ke pasar saham Indonesia, sehingga meningkatkan permintaan terhadap rupiah (IDR). Akibatnya, nilai tukar USD/IDR dapat melemah karena permintaan yang lebih tinggi untuk Rupiah.
Sebaliknya, ketika IHSG menurun, investor asing dapat menarik modal mereka, menyebabkan rupiah melemah karena mereka mengkonversi rupiah kembali ke USD atau mata uang lainnya.
2. Sentimen Pasar dan Selera Risiko
Selain arus modal, sentimen pasar juga memainkan peran penting. Ketika IHSG naik, biasanya mencerminkan optimisme di pasar Indonesia, sehingga mendorong trader forex untuk mengambil lebih banyak risiko, termasuk memperdagangkan rupiah.
Namun, apabila IHSG mengalami koreksi tajam, banyak investor yang akan mencari aset-aset yang lebih aman (safe haven) seperti dollar AS (USD) atau emas. Akibatnya, permintaan akan USD meningkat dan rupiah dapat terdepresiasi.
dari 140K hingga 86K/ditagih setiap tahun

3. Kebijakan Bank Indonesia (BI) dan Pengaruhnya terhadap Forex
Bank Indonesia (BI) sering menggunakan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Jika IHSG menurun karena sentimen negatif dalam perekonomian domestik, BI dapat merespons dengan menaikkan suku bunga untuk menarik modal asing dan menstabilkan nilai tukar Rupiah.
Sebaliknya, jika IHSG meningkat dan ekonomi terlihat kuat, BI dapat mengadopsi kebijakan moneter yang lebih fleksibel, yang berpotensi meningkatkan volatilitas pasar valas.
4. Korelasi dengan USD/IDR dan Pasar Global
IHSG tidak hanya dipengaruhi oleh faktor domestik, tetapi juga oleh faktor global seperti kebijakan Federal Reserve, harga komoditas, dan sentimen geopolitik. Ketika The Fed menaikkan suku bunga, modal asing dapat keluar dari Indonesia, menyebabkan IHSG turun dan memberikan tekanan pada rupiah.
Namun, jika arus modal masuk ke Indonesia meningkat karena kenaikan harga komoditas atau sentimen positif terhadap pasar negara berkembang, IHSG dapat menguat, dan rupiah dapat stabil atau bahkan terapresiasi terhadap USD.
FAQ
1. Apakah pergerakan IHSG selalu mempengaruhi pasar forex?
Tidak selalu, tetapi ada korelasi, terutama dalam hal aliran modal asing dan kebijakan moneter Bank Indonesia.
2. Bagaimana cara trader menggunakan pergerakan IHSG untuk trading forex?
Traders dapat memantau IHSG sebagai indikator sentimen pasar Indonesia. Jika IHSG naik dan investor asing masuk, maka rupiah akan menguat terhadap USD.
3. Apakah USD/IDR selalu bergerak berlawanan arah dengan IHSG?
Belum tentu, tetapi ada kecenderungan bahwa ketika IHSG turun tajam, rupiah akan melemah karena investor asing menarik dananya dari Indonesia.
4. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan IHSG dan Forex bergerak berlawanan arah?
Kebijakan moneter Bank Indonesia, kondisi global, dan faktor makroekonomi seperti inflasi dan neraca perdagangan dapat mempengaruhi kedua pasar secara berbeda.
5. Haruskah trader forex selalu memantau IHSG?
Tidak wajib, tetapi jika Anda memperdagangkan USD/IDR atau mata uang lain yang terkait dengan Indonesia, memahami IHSG dapat memberikan wawasan tambahan.
Dengan memahami hubungan antara IHSG dan forex, trader dapat mengambil keputusan yang lebih tepat, terutama yang berfokus pada pasangan mata uang yang melibatkan rupiah.
Kesimpulan
Walaupun IHSG bukan faktor utama dalam trading forex, pergerakannya memberikan wawasan tentang kondisi ekonomi Indonesia dan bagaimana perilaku rupiah. Trader forex yang ingin memperdagangkan USD/IDR harus memantau sentimen IHSG, arus modal asing, dan kebijakan Bank Indonesia.
Jika Anda serius dalam trading forex, Anda memerlukan Forex VPS yang stabil dan cepat untuk dieksekusi dengan latensi rendah. Pastikan trading tanpa gangguan dengan menggunakan Forex VPS yang andal dari SosialVPS. Dapatkan performa server terbaik untuk MetaTrader dan Expert Advisors Anda hari ini!